Friday, July 28, 2017

Lampu LED Jawaban Anjuran Hemat Energi



 Seruan penghemat energi umumnya kembali pada wancana penggunaan energi terbarukan. Padahal, hemat energi implikasinya bisa sangat luas. Salah satunya adalah mulai menggunakan lampu LED (light emiting diode) serta solusi manajemen energi.

 Pemborosan energi memang lebih terlihat pada penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan yang terjebak kemacetan, atau untuk industri. Tetapi tahukah kita, di rumah tangga atau infrastruktur ternyata memberi beban listrik tidak sedikit.

 Padahal penghematan listrik ini bisa dilakukan dengan cara sederhana, antara lain dengan penggunaan lampu LED yang sangat ini sudah banyak dipakai di kota - kota besar didunia, Di jepanng dan negara lain, pencahayaan di fasilitasi umum sudah mulai beralih menggunakan lampu LED yang pemakaian listriknya bisa dihemat sampai 85persen.

 "Lampu LED ini menghasilkan cahaya lebih terang tetapi energinya sedikit," kata Makamoto Mihara dari Global Communication Group Panasonic Corporation, saat menerima kunjungan wartawan dari Asia Tenggara di Tokyo.

 Panasonic adalah salah satu perusahaan yang sangat serius mengembangkan lampu LED. Saat ini mereka lebih fokus pada solusi pencahayaan yang hemat energi. Pasalnya, di masa depan, produk yang ramah lingkungan memang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.

 Pada ajang Super Box yang diadakan Panasonic di Jepang, Panasonic memamerkan kepada para rekan bisnis mereka solusi apa saja yang bisa ditawarkan dengan lampu LED. Tak hanya untuk penerangan di rumah, lampu LED kini didorong untuk dipakai di berbagai infrastruktur, mulai dari stasiun, lampu jalan, bandara, terowongan, sekolah, rumah sakit, perkantoran, museum, hingga departement store.

 Kebutuhan lampu di tempat - tempat umum tersebut sangat besar karena untuk mal saja misalnya, dibutuhkan paling tidak 3.000 lampu.

 Sistem pencahayaan kini juga dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi apakah ada orang di dalam ruangan sehingga terang gelapnya bisa disesuaikan.

 "Ini bukan hanya untuk lampu, untuk pendingin ruangan juga begitu, kalau sensor mendeteksi tidak ada orang di ruangan, maka lampu akan diredupkan dan pemakaian AC lebih minimal."

 Pencahayaan memeakai lampu LED generasi terbaru juga bisa menyeguhkan sensasi cahaya dan warna yang hidup dan dinamis. Misalnya saja pencahayaan untuk restoran atau supermarket yang bisa diatur sedemikian rupa sehingga warna makanan tampak lebih menarik sehingga konsumen tertarik untuk membeli.

 Sementara itu di department store, lampu LED yang digunakan akan memberikan warna kulit lebih alami dan tidak terlalu kuning. Warna kulit pun terlihat lebih cantik sehingga direkomendasikan untuk dipakai di bagian penjualan kosmetik.

 "Ada berbagai solusi pencahayaan yang kami tawarkan untuk kebutuhan yang beraneka ragam."

 Untuk membuat implementasi penghematan energi tersebut juga bisa dikontrol, Panasonic juga menawarkan solusi manajemen energi yang disebut dengan "Emanage".

 Secara umum Emanage merupakan kombinasi penggunaan beberapa teknologi terbaru untuk mencapai tujuan penghematan energi.

 Menggunakan teknologi cloud, setiap data konsumsi energi bisa dilihat secara mudah di perangkat tablet. "Dengan data yang sudah diubah menjadi grafik, kita jadi lebih gampang mengatur penggunaan energi. Aplikasi ini juga bisa dipakai smartphone sehingga kita bisa mengontrol penggunaan listrik atau alat-alat rumah tangga di mana pun."

 Pemerintah Jepang sendiri mendorong solusi hemat energi untuk hunian, perkantoran, atau fasilitas publik. Menurut Mihara, pemerintah Jepang memberi subsidi untuk setiap bangunan baru yang memasang peralatan hemat energi.

 "Jika hanya memasang peralatan saja, seperti lampu LED, maka subsidinya hanya sepertiga dari biaya pembangunan, sementara jika pengembang juga menginstal Emanage, subsidinya bisa sampai separuh biaya," ujarnya.

 Di banyak kawasan, belum diterapkan solusi hemat energi seperti di Jepang. Sejauh ini solusi hemat energi untuk bisnis atau proyek infrastruktur hanya penggunaan AC dan lampu, tapi belum Emanage.

 Mungkin sudah saatnya pemerintah memberi dukungan pada hunian atau perkantoran hemat energi karena cara tersebut bisa mendorong orang untuk beralih kepada peralatan yang tidak rakus mengonsumsi energi. Pada akhirnya, beban listrik juga jauh berkurang dan ikut menekan pemanasan global.

 Penemuan akan lampu LED, membuat Isamu Akasaki dan Hiroshi Amano dari Jepang bersama Shuji nakamura dari Amerika Serikat berhasil memenangkan hadiah Nobel di bidang fisika karena berhasil menemukan lampu LED (Light Emmiting Diode) biru sebagai sumber energi baru yang efisien dan ramah lingkungan.

 Dikutip dari Fox News, Selasa, 7 Oktober 2014, ketiga ilmuwan ini telah mengerjakan proyek LED sejak awal 1990-an. Mereka berusaha memproduksi LED biru terang dari semikonduktor. Dengan menggunakan alat ini, cahaya lampu putih dapat dihasilkan dengan cara baru yang lebih irit energi dan tahan lama.

 "Sekitar seperempat dari konsumsi listrik di dunia digunakan untuk tujuan pencahayaan. LED sumber hemat energi bumi. Mereka berhasil ketika yang lain gagal," kata Royal Swedish Academy of Sciences selaku penyelenggara acara di Stockholm, Swedia.

 Sebenarnya, diode merah dan hijau sudah ada sejak lama, tapi tanpa cahaya biru, lampu bercahata putih pun tidak bisa dibuat. Namun, meski Akasaski dan rekannya berhasil menemukan LED biru, temuan ini masih menjadi tantangan tersendiri selama tiga dekade ke depan.

 LED biru mampu membuat lampu bercahaya putih selama 100.000 jam, jauh lebih lama dibanding dengan bola lampu pijar yang hanya bertahan 1.000 jam. Lampu berLED biru ini dapat membantu manusia untuk lebih hemat energi, "Lampu ini sangat bermanfaat untuk hidup manusia," kata Akasaki.


 Akasaki, 85 tahun, adalah seorang profesor di Universitas Meijo dan di Nagoya University, sama seperti Amano, 54 tahun. Sementara itu, Namakura adalah seorang profesor berusia 60 tahun yang dari University of California.
Latest
Next Post
Related Posts

0 komentar: